Rabu, 05 September 2018

hati2 dengan pepatah "dengarkan kata hati" | pahami dulu di sini

Sebuah nasehat yang sering kita dengar, ketika kita akan memilih atau melangkah : Dengarkanlah kata hati mu. Tentunya Anda pun sering mendengar nasehat seperti ini, bukan  ?

Menurut saya ada yang kurang dari nasehat diatas. Bahkan, apabila kita serta merta begitu saja benar-benar mendengarkan apa kata hati kita, yang terjadi malahan sebuah mala petaka.
Loh kok, bisa begitu ? Aliran sesat apalagi ini ? Insya Allah ini tidak sesat kawan. Justru mau meluruskan, apa yang selama ini, menurut saya, ada yang kurang pas.

Begini…
Hidup seseorang, siapapun dia, tidak akan lepas dari keharusan untuk memilih dan melangkah. Kadang, keharusan itu bisa saja menjadi sulit karena harus banyak mempertimbangkan segala sesuatunya. Jalan satu-satunya dan merupakan jurus pamungkas untuk mengatasi masalah ini adalah : Dengarkanlah kata hati mu. Benar tidak ?

Sekarang yang jadi permasalahan adalah, apakah pantas hati kita menjadi persinggahan terakhir terhadap pertanyaan-pertanyaan yang jawabannya berpengaruh terhadap masa depan kita. Apakah pantas hati yang terkontaminasi oleh lingkungan yang tidak sehat, menjadi andalan bagi kita untuk menjawab segala permasalahan hidup kita. Hati yang tidak pernah atau jarang diisi oleh hal-hal yang bisa melembutkan hati. Hati yang tidak pernah atau jarang diisi oleh kalimat-kalimat Allah. Hati yang jarang diisi oleh petuah-petuah dari orang-orang sholeh. Apakah pantas kita bertanya kepada hati yang seperti itu ?

Nasehat  bahwa kita harus mendengarkan kata hati
akan lebih pas dan powerful adalah apabila hati kita selalu diisi oleh hal-hal yang positif. Hati yang selalu diisi oleh kalimat-kalimat Allah, hati yang selalu diberikan nasehat-nasehat penebal iman dari orang-orang sholeh dan hati yang selalu terjaga dari hal-hal negatif disekeliling kita.

Yang jadi pertanyaan,
mungkinkah kita memiliki hati yang seperti itu ? Jawabannya adalah MUNGKIN saja. Tapi, tidaklah mudah.
Jadi menurut saya, ada beberapa solusi agar setiap keputusan kita dalam memilih dan melangkah bisa mendapatkan hasil yang optimal, antara lain :

1. Dengarkan kata hati mu, hanya jika kita yakin bahwa hati kita BERSIH.
Keyakinan itu harus diperkuat dengan langkah nyata untuk selalu membuat hati kita tetap bersih. Misalnya dengan banyak-banyak berzikir, sering-sering menghadiri majlis-majlis ilmu, memperbanyak membaca Al-Qur’an, bergaul dengan orang-orang sholeh dan masih banyak yang lainnya.

2. Bertanyalah pada orang-orang sholeh di sekeliling kita.
Kebersihan hati susah diukur, langkah yang paling aman, menurut saya, janganlah serta merta menanyakan kepada hati, tapi tanyakan saja kepada orang-orang sholeh disekitar kita. InsyaAllah jawaban dari orang sholeh akan lebih baik dari jawaban dari hati kita yang masih terisi oleh hal-hal yang tidak baik.

Nah, jelas ya. Jangan dengarkan kata hati mu, sebelum kita yakin bahwa hati kita bersih. Tanyakan saja kepada orang-orang sholeh. Paling tidak jawaban yang bersumber dari luar diri lebih objektif.
Bagi Anda tidak setuju, jangan sungkan untuk sharing di kolom komentar ya…

sumber dari : octa dwinada
----------''''--------"""--

NB-

"jadikan kitab2 sebagai pelarian kebingungan mu . ulama lebih tau jawaban masalahmu di kitab2nya ."

"pelajari tassauff lebih dalam untuk mengerti perasaan mengerti tntang masalah hati dan untuk membersihkan hati"

"hati tempat bersarang nya nafsu dan terkadang hatimu dikelabuhi nya"

"solusi terbaik di masa kini adalah musyawarah bersama orang pintar nan soleh"

"thx